top of page
Search
  • informeemedia

Vigilius Andoyo, dari Hobi menjadi Kerja


Vigilius Andoyo Junrongo, mahasiswa Fisip UAJY yang sukses dibidang fotografi

Yogyakarta (25/11) - Sambil menyelam minum air, adalah sebuah peribahasa yang bisa dilekatkan pada Vigilius Andoyo Junrogo atau yang akrab disapa Vigi. Bermula dari hobi motret, kini Vigi mulai mencoba peruntungannya di dunia bisnis fotografi. Diusianya yang telah menginjak dua puluh tahun, Vigi berhasil mejadi seorang freelance fotografer dan videographer. Walau sempat tidak disetujui oleh orangtua, Vigi tetap tekun menjalankan hobinya. Kini pendapatannya bisa menginjak angka jutaan tiap kali mendapat sebuah job. Sebuah pencapaian besar bagi seorang mahasiswa.

Menjadi seorang fotografer memang tidaklah mudah, apalagi masih menyandang status sebagai mahasiswa. Saat ini dia bekerja sebagai freelance fotografer dan videographer. “Jadi kebetulan, pekerjaan sambilan ku freelance fotografer dan videographer. Ya itu biasanya ambil project wedding, tapi kalo sekarang lagi gencar-gencarnya food photography” jawab Vigi saat sedang kami wawancarai.

Pekerjaan sambilan yang merupakan hobi sudah Ia geluti sejak tahun 2017, saat dia masih menjadi mahasiswa semester dua. Awalnya hanya sebatas prewedding dan wedding saja yang Ia kerjakan. Semua hal ini Ia lakukan atas dasar hobi dan perasaan senang.

“Aku seneng ngelakuinnya trus aku dibayar. Kan enak gitu ngejalaninya tanpa ada beban sama sekali. Udah jalaninnya seneng, dibayar tambah seneng” Ungkap Vigi.

Disibukkan dengan berbagai pekerjaannya, membagi waktu adalah tantangan terbesar bagi Vigi. Diawal pekerjaan beberapa mata kuliahnya gugur karena Ia belum bisa membagi waktu dengan baik. “Awal-awal emang susah bener karena ya kaget to. Jadi kuliah ku jadi terlupakan. Dapet uang segala macem” cerita Vigi. Ia mengaku bahwa saat ini ia sudah bisa lebih baik mengatur waktu. Karena masih mahasiswa, ia bertekad bahwa pendidikan yang utama.


 

Ketagihan motret sejak SMA

Kepiawaiannya dalam menangkap momen pada sebuah kamera telah muncul sejak Ia SMA. Sejak awal masuk SMA, ia telah bergabung dalam ekstrakulikuler Fotografi. “aku memang basicnya foto, setelah itu baru mulai jadi videographer waktu SMA kelas 3. Aku baru nyoba-nyoba karena ingin dan aku ketagihan aja. Dan ketagihannya karena video itu bisa bikin orang nangis gitu.” ungkap pria kelahiran Bontang 1998. Saat SMA, Vigi menjadi juara satu lomba fotografi dengan tema foto pendidikan tingkat SMA.

Vigi mempelajari semua tantang kamera mulai dari nol secara sendiri atau otodidak. Kamera pribadi baru dimilikinya saat Ia kelas tiga SMA. Kegiatan ekstrakurikuler fotografi juga membantu Ia dalam menyelami dunia seni melukis gambar dengan cahaya.

Kegemarannya dalam memotret dipengaruhi oleh guru fotografi SMA dan inilah yang menuntun dia menjadi seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. “Awal banget mau masuk karena jurnalistiknya. Sebenernya. Aku mau jadi reporter, karena dulu terinspirasi sama Arbain Rambey. Awalnya pengen jadi jurnalis. Dan dulu basic guru fotografi di ekskul ku jurnalistik. Makanya aku mau masuk FISIP” jelas Vigi.


 

Sempat dilarang Papa Mama

Di awal pekerjaannya, Vigi sempat dilarang oleh orangtuanya. Mereka tidak setuju dengan anggapan mahasiswa bekerja. “Awalnya mereka (orangtua) gak setuju. Mereka bertanya, kamu ngapain sih kerja?,kamu kalo butuh uang, atau uang mu kurang ngomong aja” papar Vigi. Saat awal mula meniti karir, beberapa mata kuliah gugur. Hal inilah yang membuat orangtua Vigi semakin tidak setuju dengan gagasan mahasiswa bekerja. Namun bukan uang yang ia cari, kecintaannya pada fotografilah yang membawa Ia terjun kedalam dunia fotografi secara profesional. Melihat tekad dan semangat yang dimiliki oleh anak mereka, orangtua Vigi setuju dengan pilihan yang diambil oleh anak mereka.


 

Berhasil membangun studio sendiri.

Ketekunannya membuahkan hasil. Kini Vigi berhasil membangun studio foto miliknya. Memiliki studio sendiri merupakan cita-cita Vigi saat memasuki dunia fotografi. Bermula dari menyisihkan uangnya sendiri dan juga bantuan dari orangtua, ia membangun studio kecilnya. “Walaupun dana juga masih dibantu orang tua, aku mencoba bangun dan puji tuhan sudah dibangun, sudah ada wujud nyatanya” jawab Vigi.



 

Studio foto milik Vigi yang baru saja di Launching 2 November 2018





Dari rumah kontrakan disulap menjadi sebuah studio. Inilah inovasi kreatif yang dilakukan Vigi. Studio foto miliknya diberi nama VG Studio, singkatan dari namanya Vigilius Andoyo. Studio yang berada di Jalan Jembatan Merah No. 60B Depok, Sleman, Yogyakarta ini sudah mulai beroperasi sejak 2 November 2018. Mengubah kamar kosong depan kamarnya ia membangun studio miliknya. Membongkar, mengecat, memperindah dan kemudian membuat logo studio. Semua dilakukannya sendiri. Orangtua dan teman terdekatnya yang membuat dia merasa yakin atas keputusannya. Berebekal tekad dan semangat, walaupun alat-alat yang dimiliki masih sederhana, terciptalah VG Studio.

Tak hanya menjadi freelance fotografer dan videographer saja, saat ini Vigi sedang berfokus pada food photography. Tak hanya itu keinginan untuk membuat production house juga ada dalam benaknya. Untuk saat ini dia berfokus pada studionya tapi kedepannya ia berencana untuk membuat studio yang lebih besar ditahun 2019.


Selain memiliki studio, Vigi juga memiliki berbagai prestasi dibidang fotografi dan vidiografi. Ditahun 2017, Ia berhasil menjadi juara Favorit Prewedd yang diselenggarakan oleh Rajaklana Resort. Masih ditahun yang sama, ia mencoba peruntungannya di event KickFest. Usahanya membuahkan hasil dan menjadi juara 3. Setelah itu, ditahun 2018 ia dikontrak oleh pihak Kickfest dan juga mengikuti lomba yang sama. Juara 3 berhasil Ia raih kembali.

Mulanya Vigi sempat bingung dalam menentukan harga. “Awal-awal belum bisa menargetkan price list. Dulu Cuma mematok 300ribu untuk prewedd”, cerita Vigi. Hingga saat ini bisnis yang digeluti oleh Vigi semakin berkembang. Kini bukan hanya mahasiswa saja yang menjadi kliennya. Sudah banyak orang yang mempercayakan Vigi untuk mengabadikan momen special mereka. Saat ini untuk Vigi bisa meraup keuntungan yang lebih besar dan sesuai dengan kerja kerasnya. Berawal dari 300ribu, kini Vigi bisa menyentuh hingga 2.5juta dalam setiap job.


Kemahiran Vigi dalam menggunakan kamera dan menangkap sebuah momen juga dirasakan oleh teman-temannya. Julio Fallen yang merupakan sahabat mengakui kegigihan yang dimiliki Vigi. “Luar biasa jenius, ngerti objek yang dilihat sama ruang kosong itu ada fungsinya semua, teknis kamera dia ngerti, pengambilan gambar atau angle dia juga ngerti, dari hasil fotonya dia bisa jelasin makna dari fotonya itu apa” Ungkap Julio, sahabat yang beberapa kali sempat menjadi foto model Vigi.


Menjadi seorang mahasiswa yang bekerja bukan perkara yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari sisi pekerjaan maupun perkuliahan. Membagi waktu menjadi kewajiban agar semua hal dapat berjalan dengan baik. Tapi tidak masalah bila itu semua dilakukan atas dasar suka. Inilah yang sedang dilakukan Vigilius Andoyo Junrongo. Melakukan hobi dan kemudian menekuni adalah sebuah semangat yang bisa kita ambil dari sosoknya.


 

85 views1 comment

Recent Posts

See All

Dimas Septian 16090587

Yang sudah saya pelajari selama kuliah di kelas Produksi Multimedia: Apa saja kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis di masa kini dan di masa yang akan datang. Apa saja yang perlu diperha

Post: Blog2_Post
bottom of page