Perkembangan teknologi tidak seutuhnya berbuah kebaikan, tak kala malah menjadi sebaliknya. Hal-hal yang merugikan pun secara sadar maupun tak sadar dirasakan masyarakat atas perkembangan ini. Pembuatan dan penyebaran hoaks menjadi salah satu contoh kegiatan yang merugikan banyak orang. Mengambil foto suatu peristiwa lalu menambahkan narasi yang sebenarnya tak ada hubungannya, menggunakan perangkat lunak yang menggambungkannya agar terlihat seakan akan nyata.Orang yang tak tahu mana kebenaran yang asli tentu saja akan termakan hoaks berita. Padahal fungsi berita sesungguhnya untuk mengetahui suatu peristiwa yang tidak dapat dijangkau semua orang.
Gambar 2.1. Artikel Pada Seword.com
Artikel yang tertera pada Seword.com berjudul “Kocak, Ketika Wacana Keberadaan Anjing di Gerakan People Power Mengusik Sandi” berisi konten artikel yang membahas mengenai gerakan massa yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei. Gerakan massa tersebut terkait dengan hasil pemilu yang diragukan oleh salah satu kubu.
Pada artikel tersebut, anjing yang dirujuk pada judul artikel dijelaskan dengan penuturan eks Kepala BIN, Hendropriyono saat diwawancarai oleh salah satu media yakni Detik.com. Hendropriyono menuturkan bahwa ia akan meminjamkan anjing-anjing peliharaannya saat aksi gerakan massa tersebut terjadi.
Setelah dilakukan penelusuran ternyata melalui google images, foto tersebut tidak hanya terdapat pada satu artikel saja. Beberapa artikel menggunakan foto polisi dan anjing tersebut. Lalu milik siapa kah foto tersebut berasal?
Gambar 2.2. Artikel pada JPNN
(https://www.jpnn.com/news/pak-polisi-anjing-anjing-k9-di-sarinah-juga-harus-pakai-rompi-antipeluru)
Artikel kedua dengan judul “Pak Polisi! Anjing-anjing K9 di Sarinah Juga Harus Pakai Rompi Antipeluru” merupakan artikel berita yang diunggah oleh JPNN.com. Artikel tersebut berisi mengenai tindakan kepolisian untuk mengerahkan anjing-anjing K9 ke tempat kejadian perkara saat pengeboman di daerah Sarinah, Jakarta. Pada artikel tersebut, Koordinator Asosiasi Pecinta Satwa Indonesia Singky Soewadji menghimbau pihak kepolisian untuk memperhatikan aspek keselamatan pada anjing-anjing partner mereka. Dalam hal ini Singky menganjurkan untuk memberikan rompi anti peluru kepada anjing-anjing K9 kepolisian.
Dalam berita pertama yang berjudul “Kocak, Ketika Wacana Keberadaan Anjing di Gerakan People Power Mengusik Sandi” menarasikan sebuah foto yang ternyata tidak sesuai dengan narasi yang diceritakan. Selah di telurusuri menggunakan google images, ternyata foto yang digunakan bukan foto pribadi mereka, melainkan mengambil foto milik portal berita JPNN yang diambil dan tidak menyantumkan sumber. Selain itu, JPNN lebih menerbitkan artikel tersebut lebih dahulu yakni tanggal 15 januari 2016, sedangkan Seword baru terbit di Bulan Mei 2019 ini. Jadi ayo seleksi dalam memilih berita dan jangan terburu untuk memahami satu berita saja. [Tim]