top of page
Search
  • informeemedia

Album #Kenanganberjuang Mengajak Generasi Z Kembali ke Museum

Updated: Jun 17, 2019


Guide menjelaskan peristiwa di balik setiap diorama.
Guide menjelaskan peristiwa di balik setiap diorama.

YOGYAKARTA - Jasmerah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah) pesan Presiden Soekarno menjadi semboyan yang membekas. Sri Agency melalui Album #Kenanganberjuang mengajak mengingat kembali perjuangan para generasi Z.


Album #Kenanganberjuang bekerjasama dengan Museum Benteng Vredeburg sebagai tempat pelaksanaanya. Posisi yang berada di tengah kota dan pusat pariwisata menjadikan Museum Benteng Vredeburg selalu memiliki pengunjung. Tujuan dari acara Album #Kenanganberjuang sendiri untuk menggait kembali kaum muda agar tetap mengunjungi museum. Hal tersebut disampaikan oleh Felix Leonardo sebagai Koordinator Acara


“Secara umum untuk meningkatkan loyalitas pengunjung museum ee yang dulu nya dateng ke sini cuma pengen liat, balik lagi karena dulu ada cerita nya dulu yang ia simpan disini atau ia tulis disini.” ujar Felix



Acara tersebut diawali dengan registrasi dan pembagian kelompok untuk berkeliling museum. Para peserta ditemani dengan guide yang menjelaskan cerita perjuangan di balik masing-masing diorama. Tak hanya diorama yang ramai, di halaman tengah museum pun disuguhi live music yang membuat suasana museum lebih hidup. Selanjutnya, para peserta diberikan selembar kertas untuk mengisi jawaban dari pertanyaan kuis seputar Museum Benteng Vredeburg serta Acara Album #Kenanganberjuang.


“Nah kuis itu tujuan nya untuk biar lebih asyik aja sih, kaya mengingatkan kembali apa yang tadi sudah di jelaskan oleh guide saat memberikan penjelasan. Bagi yang menjawab paling benar dan paling cepat akan mendapatkan hadiah dari kami.” lanjut pria yang masih berstatus mahasiswa itu.


Selain itu, Album #Kenanganberjuang.juga menghadirkan seorang ibu veteran perang bernama Djuwariyah yang meceritakan kehidupannya dahulu saat menghadapi serangan 1 Maret. Sekitar 15 peserta berkumpul duduk pada karpet merah di tengah halaman Museum Benteng Vredeburg meendengarkan kisah perjuanangan Ibu Djuwariyah.


Beliau merasa prihatin dengan keadaan Indonesia saat ini yang mana dahulu Indonesia berjuang melawan penjajah, sekarang sesama warga Indonesia saling memerangi. Peristiwa 22 Mei menjadi salah satu kisah baru Indonesia krisis kedamaian karena bukan hanya menimbulkan kerusakan kota tapi juga menyebabkan korban jiwa. Belum lagi para polisi yang tidak bisa pulang karena harus menjaga kantor KPU. Djuwariyah mengharapkan keadaan Indonesia bisa segera pulih.


“Tapi kalo saya melihat sekarang seperti ini (22 Mei), prihatin sekali saya mbak itu kasihan, kasihan anak-anak cucu ini. Ya cuma itu yang saya takut dan prihatin ya, mudah-mudah an nanti cepat selesai, dengan selesai yang baik serta kembali negaraa ini bisa ayem tentrem gemah ripah lojinawi. Ini yang saya harapkan. “ tutup pejuang veteran berusia 82 tahun tersebut.

12 views0 comments

Recent Posts

See All

Dimas Septian 16090587

Yang sudah saya pelajari selama kuliah di kelas Produksi Multimedia: Apa saja kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis di masa kini dan di masa yang akan datang. Apa saja yang perlu diperha

Post: Blog2_Post
bottom of page